Bau Mulut Orang Puasa Lebih Wangi dari Minyak Kesturi?
Bismillah wal hamdulillah, was shalaatu was salam ‘ala Rasulillah, amma ba’du.
Sebagai orang yang beriman, kita semua sepenuhnya meyakini segala kabar ghaib yang disampaikan Allah ‘azza wa jalla. Baik melalui kitab-Nya maupun melalui lisan Rasul-Nya –shallallahualaihi wa sallam-.
Bahkan karakter ini, Allah sebutkan sebagai sifat pertama orang yang bertakwa, pada awal-awal Al Quran, tepatnya pada ayat 1-3 surat Al-Baqarah.
الم ﴿١﴾ ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ ﴿٢﴾ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ ﴿٣﴾
Alif laam miim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
Orang muslim yang jujur imannya, ia sepenuhnya patuh dan pasrah, pada segala perintah dan kabar dalam wahyu Allah ‘azza wa jalla, tanpa mempertentangkan dengan akalnya.
Diantara kabar ghaib yang harus kita percayai adalah, keutamaan puasa yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallahualaihi wa sallam dalam hadis shahih, bahwa bau mulut orang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada minyak kasturi.
Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda
لخلوف فم الصائم أطيب عند الله يوم القيامة من ريح المسك
“Sungguh Bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah pada hari kiamat dari pada bau minyak wangi.” (HR Bukhari dan Muslim)
Mengapa Bisa Demikian?
Jawabannya sederhana saja.
Yaitu, bau mulut tersebut muncul karena sebab ibadah. Segala kondisi yang tidak disukai oleh manusia, yang terpaksa muncul saat kita melakukan ibadah, itu justeru bernilai di sisi Allah. Kerendahan itu muncul disebabkan amalan yang mulia, yaitu patuh pada perintah Sang Pencipta. Sehingga menyebabkan datang kemuliaan lain, yang tak ternilai oleh harga-harga duniawi.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah menerangkan,
أن خلوف فم الصائم عند الله أطيب من ريح المسك والخلوف تغير رائحة الفم عند خلو المعدة من الطعام وهي رائحة مستكرهة عند الناس لكنها عند الله أطيب من رائحة المسك لأنها ناشئة عن عبادة الله وطاعته وكل ما نشأ عن عبادة الله وطاعته فهو محبوب عنده
Bau mulutnya orang yang puasa, di sisi Allah lebih wangi dari wanginya minyak Kasturi. Bau mulut tersebut muncul karena lambung yang tidak terisi makanan. Bau yang tak disukai manusia, namun, di sisi Allah lebih wangi dari minyak kasturi. Karena bau tersebut muncul disebabkan ibadah dan taat kepada Allah. Setiap kondisi yang muncul karena sebab ibadah kepada Allah dan taat kepada-Nya, itu dicintai oleh Allah..
Beliau menlanjutkan,
ألا ترون الشهيد الذي قتل في سبيل الله يريد أن تكون كلمة الله هي العليا يأتي يوم القيامة وجرحه يثعب دما لونه لون الدم وريحه ريح المسك وفي الحج يباهي الله بنا الملائكة بأهل الموقف فيقول ” انظروا عبادي هؤلاء جاؤوني شعثا غبرا “راواه ابن حبان في صحيحه وإنما كان الشعث محبوبا عند الله في هذا الموطن لأنه ناشئ عن طاعة الله باجتناب محظورات الإحرام وترك الترفه
Coba anda memperhatikan, seorang yang gugur dalam peperangan di jalan Allah, dengan tujuan memuliakan agama Allah, kelak pada hari kiamat ia akan akan datang menghadap Allah dengan kondisi tubuh yang bercucur darah, warnanya warna darah, namun wanginya semerbak seperti minyak Kasturi.
Saat ibadah haji, Allah membangga-banggakan para jamaah haji yang sedang wukuf di Arafah di hadapan para malaikat-Nya,
انظروا عبادي هؤلاء جاؤوني شعثا غبرا
Lihatlah… mereka hamba-hamba-Ku mendatangi panggilan-Ku dalam keadaan kusut berdebu. (HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahih beliau).
Kusut yang dicintai Allah saat mereka berada di tempat tersebut, karena muncul dari ketaatan kepada Allah, dengan meninggalkan larangan-larangan ihram serta meninggalkan hal-hal yang mengenakkan.
(Majalis Syahru Ramadhan, hal 5).
Demikian..
Wallahua’lam bis showab.
Ditulis oleh : Ustadz Ahmad Anshori, Lc (Pengasuh Pondok PP. Hamalatul Quran)
Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/31825-bau-mulut-orang-puasa-lebih-wangi-dari-minyak-kesturi.html